Tahun 2023 kemarin merupakan tahun di mana aku diberikan amanah sebagai Duta Baca DKI Jakarta. Ada cukup banyak event yang aku selenggarakan sebagai bentuk realisasi dari Program Kerja yang sempat aku usulkan. Namun, setelah masa baktiku berakhir, aku baru sadar kalau belum memaksimalkan perpustakaan dan taman baca sebagai salah dua titik penting dalam literasi.
Belum lagi dengan rilisnya hasil Tingkat Gemar Membaca (TGM) yang sudah dipublikasikan dan dikaji oleh Perpustakaan Nasional (selengkapnya bisa cek di YouTube). Singkatnya, dinyatakan kalau masih sedikit langkah memaksimalkan perpustakaan dan taman baca untuk mengakses sumber bacaan.
Tapi, benarkah warga masyarakatnya tidak punya minat untuk berkunjung ke perpustakaan dan/atau taman baca?
Ketika aku mengunggah beberapa konten terkait Perpustakaan Jakarta, misalnya konten tentang koleksi bacaan yang up to date, beberapa followers merespon dengan harapan kapan perpustakaan kota/kabupaten/provinsi-nya bisa seperti itu. Jawaban seperti ini cukup membuatku sedih. Padahal, perpustakaan yang dikelola pemerintah mendapatkan dana dari pajak warga. Maka, warga berhak mendapatkan akses perpustakaan yang tidak sekadar ada atau memenuhi UU saja. Melainkan bisa berorientasi kepada pengguna. Minimal seperti Perpustakaan Jakarta saat ini.
Maka aku pikir, tidak ada salahnya untuk mencoba meramaikan perpustakaan dan/atau taman baca. Untuk itulah aku ingin mengajakmu ikut serta dalam kampanye media sosial #PinjamdiPerpus.
“Ngapain sih bikin #PinjamdiPerpus?”
Aku punya tiga obyektif.
Pertama adalah untuk mendorong (minimal) followers-ku mulai memanfaatkan perpustakaan dan/atau taman baca. Apalagi perpustakaan yang dikelola pemerintah. We do have right to maximize our libraries lho. Sekaligus ingin saling menyebarluaskan informasi bahwa ada koleksi perpustakaan dan/atau taman baca yang koleksinya menarik untuk netizen lain yang membutuhkan.
Kedua, dengan unggahan dan kampanye (media) sosial #PinjamdiPerpus, aku berharap bisa dinotis siapapun pemerintah (if they care enough with literacy) bahwa masih ada warga yang memanfaatkan perpustakaan dan/atau taman baca sebagai akses mendapatkan bacaan. Harapannya, pemerintah tidak memotong dana untuk perpustakaan juga adanya inisiatif supaya perpustakaan pemerintah mau lebih “peka” dengan kebutuhan user-nya. Misalnya, menjadikan perpustakaan sebagai sarana titik temu (atau ruang ketiga) ketimbang dianggap sebagai gedung menyimpan buku kuno.
(Obyektif kedua terlihat utopis dan ambisius, tapi tak mengapa. Aku ingin tetap marah-marah tapi terarah melalui sebuah kampanye media sosial)
Yang ketiga, mari kita bantu mempromosikan layanan perpustakaan dan/atau taman baca secara riang gembira! Beberapa perpustakaan yang dikelola secara mandiri dan taman baca belum banyak dikenal orang netizen. Aku rasa kita bisa membuat konten melalui #PinjamdiPerpus untuk promosi perpustakaan dan/atau taman baca tersebut.
So, are you coming?
Cara ikutan~
Aku berencana menjalankan kampanye #PinjamdiPerpus sepanjang 2024, dimulai dari tanggal blogpost ini diunggah. Agak sayang kalau cuma dijalankan selama sebulan kan ya…
Sebelum aku mendetilkan tipe unggahan pada kanal Instagram dan Twitter (aku pakai dua itu saja ya), aku akan jelaskan tentang cara partisipasi secara umumnya ya.
- Partisipan dipersilakan mengakses bacaan dari perpustakaan dan/atau taman baca manapun. Termasuk perpustakaan sekolah, kampus, komunitas. Baik itu di Indonesia atau di luar Indonesia. Meski obyektifnya ialah untuk poke a little bit pemerintah di sini, tapi aku tidak membatasi perpustakaannya.
- Partisipan dipersilakan mengakses bacaan secara fisik dan/atau digital. Aku tahu sudah ada perpustakaan digital yang bisa diakses. Maksimalkan itu juga ya!
- Partisipan mengunggah pada salah satu atau kedua platform media sosial yang ditentukan (Twitter dan/atau Instagram) menggunakan tagar #PinjamdiPerpus. Penjelasan unggahan akan dijelaskan di bawah.
Mengunggah di Instagram
- Partisipan dipersilakan mengunggah dalam bentuk foto atau video tentang bacaan yang mereka #PinjamdiPerpus. Unggahannya bisa tentang review buku, pengalaman membaca, hingga pengalaman meminjam di perpustakaan. Tunjukkan kreativitasmu. Minimal, ada cover buku yang dipinjam dalam unggahanmu.
- Partisipan menguggah dan menayangkannya dalam Instagram Feed. Jika mengunggah dalam bentuk Instagram Reels, tampilkan pula di Instagram Feed Grid.
- Partisipan dibebaskan mengunggah sebanyak apa pun. Makin banyak yang diunggah, (semoga) makin banyak netizen yang tahu. Jangan lupa gunakan tagar #PinjamdiPerpus agar aku lebih mudah memantaunya.
Mengunggah di Twitter
- Partisipan dipersilakan mengunggah dalam bentuk foto atau video tentang bacaan yang mereka #PinjamdiPerpus. Unggahannya bisa berupa single post atau thread yang berisi review buku, pengalaman membaca, hingga pengalaman meminjam di perpustakaan. Tunjukkan kreativitasmu. Minimal, ada cover buku yang dipinjam dalam unggahanmu.
- Partisipan mencantumkan tagar #PinjamdiPerpus pada kepala thread (apabila unggahan berniat berbentuk thread).
- Partisipan dibebaskan mengunggah sebanyak apa pun. Makin banyak yang diunggah, (semoga) makin banyak netizen yang tahu.
“Kalau ikutan, ada hadiahnya nggak?”
Akan ada undian berhadiah setiap bulannya. Satu hadiah untuk partisipan Instagram dan satu hadiah untuk partisipan Twitter. Dengan kata lain, ada dua pemenang setiap bulan.
Pada pekan keempat setiap bulan, aku akan mengunggah Google Form (di Twitter dan via Instagram Story/Broadcast Channel) untuk diisi oleh para partisipan yang ingin ikut diundi. Pemilihan pemenang akan ditentukan olehku 🙏
Hadiahnya random. Bisa saja paket buku, merchandise bebukuan, atau voucer. Tergantung rezekiku pada bulan tersebut (mohon doanya yaaa).
Perlu diketahui, karena keterbasanku, maka untuk undian berhadiahnya hanya bisa kuberikan kepada partisipan yang tinggal di Indonesia. Aku belum mampu kalau diminta mengirim ke luar negeri 😭🙏
Masih mau bertanya-tanya?
Boleh sekali hubungi aku di DM Twitter @hzboy atau DM Instagram @hzboy1906 😁
Jadi, gimana? Jadi ikutan kaaaan? 😄
— January 12, 2024