Jeda satu bulan setelah #Baca1984Bareng yang aku adakan pada bulan Juni 2020 rupanya membawa keseruan tersendiri. Meski memang, beberapa pembaca sudah terbiasa berbagi ekspresi pengalaman membacanya di media sosial, rupanya kalau diadakan secara lebih terorganisir jadinya lebih seru. Soal bagaimana peserta #Baca1984Bareng berbagi cerita bisa di cek di tulisan ini ya.
Baca Bareng Tematik seperti yang aku lakukan di bulan Juni 2020 bisa dianggap sebagai ajang perkenalan dengan penulis atau karya yang selama ini cuma dilirik saja dari jauh. Itu, maksudnya, kadang kita sudah beberapa kali melihat dan punya keinginan untuk membaca. Tapi mood-nya belum hadir juga. Dengan Baca Bareng Tematik, teman-teman yang masih ragu bisa memiliki semacam kawan “berjuang.” Syukur-syukur kalau berhasil menyelesaikan bacaannya itu.
Itulah yang aku lakukan dengan #BacaKonbiniNingenBareng. Tulisan Sayaka Murata yang berjudul Konbini Ningen (lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai “Convenience Store Woman” dan bahasa Indonesia dengan “Gadis Minimarket”) ini beberapa kali mendapat perhatianku. Edisi bahasa Inggrisnya punya beberapa macam desain sampul. Tapi aku ragu untuk memulai, mengingat bahwa aku tidak mudah cocok dengan penulis dari Jepang kalau ia tidak menulis pada comfort genre-ku.
Selain itu bisa dibilang, aku cukup bosan apabila ketika ditanya mengenai penulis Jepang, jawaban yang kebanyakan diterima adalah nama Haruki Murakami lagi. Padahal, penulis Jepang ada banyak. Termasuk salah satunya ya Sayaka Murata ini.
Aku bersemangat untuk memulai membaca Konbini Ningen setelah mengetahui bahwa Gramedia Pustaka Utama menerjemahkan tulisan itu. Dan juga, ada salah satu mutuals-ku di Twitter yang menyayangkan penerjemahan Konbini Ningen dengan Gadis Minimarket. Aku semakin penasaran, memangnya mengapa sih dengan penerjemahan ini?
Di sisi lain, ada kak Wulan (penerjemah “Gagal Menjadi Manusia” karya Dazai Osamu) yang juga penasaran dengan bagaimana respon pembaca terhadap karya Sayaka Murata yang satu itu. Jadi, mengapa tidak dijadikan topik bacaan untuk Baca Bareng Tematik?
Meski bisa dibilang bahwa #BacaKonbiniNingenBareng ini dadakan, tetapi aku senang bisa menjadi host. Durasinya juga pendek, yakni dari tgl 6 – 14 Agustus 2020. Salah satu pertimbangannya adalah buku yang relatif tipis. Silakan cek utas di bawah ini untuk memahami aturan mainnya:
Diujung, aku mengadakan diskusi melalui paltform Discord. Siapa tahu karena ada yang membaca dalam bahasa Jepang, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia, pembaca jadi bisa memahami bahwa ada pengalaman berbeda dari segi bahasa penyampaian.
Ahya, silakan cek akun Twitter para peserta yang ikut serta dalam #BacaKonbiniNingenBareng di sini ya. Siapa tahu ada yang mau ikut membaca juga 😀
— August 5, 2020
Antusias banget aku ikut kegiatan ini, soalnya ceritanya bagus dan seru. Syukur masih konsisten bacanya, asyikk.
this blog is very useful and relevan with article i’ve read, for more detail you can visit https://fst.unair.ac.id/en/soal-minat-baca-masyarakat-perlu-menjadi-insan-pembelajar-mandiri/