Di Baca Bareng Tematik kedua, aku memilih dua buku Keigo Higashino yang diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU): Malice dan The Newcomer. Ini mencatatkan bahwa sudah ada 3 buku dari Higashino-sensei yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Aku sebagai pembacanya tentu senang sebab itu berarti akan ada banyak orang yang mengenal Higashino-sensei.

Perkenalanku dengan Higashino-sensei bermula gara-gara J-Drama “Galileo.” Rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Begitu tahu bahwa drama tersebut merupakan adaptasi dari novel crime fiction karangan Higashino-sensei, aku langsung mencari novelnya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Singkat cerita, aku merasa cocok dengan tulisannya. Higashino-sensei pun menjadi salah satu auto-buy author versiku untuk genre crime fiction.

#BacaKeigoHigashinoBareng

Perasaan senang karena Malice dan The Newcomer diterjemahkan mendorongku untuk memunculkan ide mengadakan Baca Bareng Tematik menggunakan buku ini. Aku pikir tidak ada salahnya aku kembali “meracuni” teman-teman untuk membaca crime fiction yang ditulis oleh penulis Jepang. Siapa tahu aku juga mendapatkan teman diskusi (atau hangover) baru dari kegiatan yang ini.

Untuk Baca Bareng Tematik kali ini ada perbedaan. Sebab, akan ada dua buku yang dibaca dalam periode selama 1 bulan: 15 Agustus – 15 September 2020. Peserta bisa memilih apakah mau membaca Malice (saja) atau The Newcomer (saja). Tetapi juga tidak menutup kemungkinan ada yang bersedia membaca 2 judul dalam periode itu. Sebab, kata teman-teman yang sudah pernah mengikuti dua Baca Bareng Tematik sebelumnya, event ini membantu mereka untuk membaca karena merasa ada yang “menemani” meski tidak bertatap muka.

Untuk aturan mainnya pun sudah aku jelaskan via Twitter.

Perbedaan kedua dari #BacaKeigoHigashinoBareng ialah aku mencoba mengangkatnya ke Instagram. Dimana aku berharap bahwa akan ada pembaca yang bersedia berbagi pengalaman membacanya lewat Instagram. Ahya, perlu diingat, pengalaman membaca setiap orang berbeda-beda. Dia bisa menikmati atau tidak sama sekali. Tidak ada yang slaah dengan hal itu. Semua pengalaman membaca itu valid. Jadi aku berharap, dengan adanya peserta yang ikut #BacaKeigoHigashinoBareng di Instagram, mereka jadi lebih bisa menahan diri untuk tidak melakukan bookshaming.

Well, aku harap dengan Baca Bareng Tematik kedua di dalam rangkaian Baca Bareng in Japan, akan ada banyak orang yang semakin tahu bahwa membaca itu menyenangkan. Membaca itu memerdekakan dan tidak menghakimi. Semakin banyak orang yang paham bahwa setiap pembaca punya pengalamannya masing-masing.

— August 14, 2020

What Do You Think?